Glioblastoma, atau secara medis dikenal sebagai glioblastoma multiforme (GBM), adalah jenis kanker otak paling agresif yang berasal dari sel glial—sel penopang sistem saraf pusat. Kanker ini dikenal ganas karena tumbuh dengan sangat cepat dan menyebar ke jaringan otak sekitarnya, sehingga sulit untuk ditangani sepenuhnya.
Apa Itu Glioblastoma?
Glioblastoma termasuk dalam kategori tumor otak primer, artinya kanker ini berasal langsung dari jaringan otak, bukan dari penyebaran kanker dari organ lain. Umumnya, penyakit ini menyerang orang dewasa usia 45 tahun ke atas, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada usia muda. Penderitanya bisa mengalami berbagai gejala seperti sakit kepala terus-menerus, kejang, gangguan penglihatan, hingga perubahan perilaku dan kemampuan berpikir.
Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab pasti glioblastoma masih belum diketahui secara jelas, tetapi para ahli menduga adanya kombinasi antara faktor genetik, paparan radiasi, dan gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Riwayat keluarga dengan tumor otak juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami glioblastoma. Meski begitu, kebanyakan kasus terjadi secara sporadis tanpa faktor keturunan yang jelas.
Bagaimana Diagnosis Ditegakkan?
Dokter biasanya melakukan diagnosis melalui pemeriksaan neurologis, pencitraan otak seperti MRI dan CT scan, serta pengambilan sampel jaringan (biopsi). Glioblastoma memiliki ciri khas berupa bentuk tumor yang tidak beraturan dan menyebar luas dalam jaringan otak. Hal ini membuat proses diagnosis menjadi sangat penting dalam menentukan pendekatan pengobatan yang tepat.
Pengobatan: Tidak Mudah, Tapi Bukan Mustahil
Meskipun glioblastoma tergolong sulit disembuhkan, pengobatan tetap dapat memperpanjang harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Pendekatan pengobatan biasanya meliputi:
-
Operasi bedah untuk mengangkat sebanyak mungkin jaringan tumor.
-
Radioterapi untuk menghancurkan sisa sel kanker.
-
Kemoterapi menggunakan obat seperti temozolomide yang disesuaikan dengan respons tubuh pasien.
-
Terapi target dan imunoterapi, yang kini mulai dikembangkan sebagai pendekatan baru yang lebih spesifik menyerang sel kanker.
Dalam beberapa kasus, pasien juga mengikuti uji klinis untuk terapi-terapi eksperimental.
Prognosis dan Harapan
Glioblastoma memang memiliki prognosis yang buruk, dengan rata-rata harapan hidup antara 12 hingga 18 bulan setelah diagnosis. Namun, ada beberapa pasien yang bisa hidup lebih lama tergantung pada usia, kondisi fisik, serta respons terhadap pengobatan. Dukungan emosional dari keluarga, terapi paliatif, dan pendampingan medis holistik sangat berperan penting dalam menjaga semangat hidup pasien.
Referensi
-
American Brain Tumor Association (ABTA), Glioblastoma Overview.
-
WHO Classification of Tumors of the Central Nervous System, 5th Edition.
-
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Pusat Data dan Informasi Kanker Otak.